Kamis, 16 April 2015

the world will scare if they know real me



Hidup memang tidak selamanya tentang dunia, hidup utamanya adalah negeri kekal setelahnya. Tapi, tidak munafik, permasalahan dunia begitu berambisi besar membantai keistiqomahan kita. Like there's no one care of you! Like there's nothing that you can do! Yeah, you'll now who am i from this post. Certainly i wish nothing from this, I never wish that someone will give me big appreciate or whatever! i just need something that can hear me so good! :p :^^


Harus kepada siapa bertanya ketika semua orang telah lebih dulu jenuh memberi jawab? Harus kepada siapa bercerita ketika mulut sendiri begitu susah mengucap perasaan. Tentang aku yang terlalu lelah berada pada situasi yang tak pernah tepat. Tentang aku yang terlalu mudah menyerah akan situasi yang serba salah. Tentang aku yang bahkan tak lagi berhak bercampur tangan pada tiap hela hidupmu.. Mungkin memang sudah menuju masanya, dimana hanya ada aku meremas tangis seonggok diri. Menyesali akan beribu kata yang seharusnya mampu kuucap, menatap nanar akan berjuta banyak waktu kulewatkan sia-sia tanpa tau bagaimana harus bertindak bahkan hanya sekedar bersapa adalah ketidakmungkinan diatas setiap kemungkinan yang seharusnya bisa terealisasi. 

Mungkin memang masanya dimana aku terlalu tersilaukan oleh kilauan cahaya disekelilingku yang begitu tega membunuh apa yang seharusnya bisa tercuat dari dalam diriku. Terlalu banyak ungkap pesimisme yang menjatuhkan dan membuatku sadar bahwa hidup tak selamanya berjalan bersisian sesuai dengan kehendak diri. Mungkin memang saat inilah masanya dimana seluruh dunia beramai-ramai seolah bersekongkol pergi meninggalkanku.. Penutupan diri ini seolah menyisakkan perasaan terkejut yang bagaikan aku hanyalah sebutir debu yang siap terinjak bahkan tersapu angin kapanpun itu terjadi. 

Maaf karena mungkin terlalu sering membuat dunia salah mengartikan, bukan bermaksud menjauh atau menutup diri akan semua hal, hanya saja aku tak pantas bahkan hanya sekadar melewatkan waktu bersama. Pesimisme ini menakutkanku disetiap waktu dunia coba bertanya-tanya bercuriga tentang siapa sebenarnya diriku, tentang bagaimana sebenarnya kisah hidupku.. Aku tau tiada manusia yang sempurna, karena cacat dalam hidupku inilah, aku takut dunia mengetahui kemudian semakin menjauh dari jarak yang memang sudah teramat jauh. Aku hanya takut tak bisa lagi melukis indah di jeritan kisah-kisah dunia, yang hanya justru kehadiranku akan menambah perih tiap sayatan luka yang seharusnya bisa ku balut dan ku obati. 

Setiap titik tangis yang jatuh merosoti pipi begitu menyadarkanku bahwa aku telah kehilangan diriku yang dahulu.. Aku bukan lagi manusia kuat dan tangguh seperti dulu, Aku kehilangan semua tentang kisah indah yang bisa terlewati bersama tanpa ada ketakutan dan tangis air mata. Aku dulu pemberani dan terjuluki kesatria.. Tapi, aku hanya gadis biasa yang begitu bodoh mengalah dengan permasalahan hidup, dengan egoisme dunia yang membuatku takut bahkan hanya sekedar membuka kelopak mata.. Aku hanya takut disaat ku mencoba tegak berdiri aku takut tak ada lagi tangan disana, tangan yang akan menyambutku menggenggam erat kemudian berhasil lagi membuatku berdiri. Bukan berarti tak mau jika berusaha sendiri, tapi aku hanya terlalu lelah sendirian menepis kepahitan hidup yang kujalani.. Aku terlalu lelah dan tak berdaya Hingga akhirnya saat inilah, masanya aku tak sanggup bangkit kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar