Minggu, 19 April 2015

Dear, Old Friends

Salam rinduku untuk kalian-kalian bidadara-bidadari kecil masa sekolahku dulu.. Bagiku kalian bidadara, bagiku kalian bidadari.. Kejujuran kalian lah yang menjadikan kalian pantas tersebut sedemikian itu.. Kalian yang penuh dengan kepolosan, penuh dengan sifat apa adanya yang kalau dipandang-pandang jaman sekarang kalian-kalian atau lebih tepatnya kita-kita dulu itu benar-benar kuper dan sebagainya.. Tapi begitulah, apa adanyalah yang selalu membuatku tertawa-tawa mengingat tingkah lucu dan polos kita..


Kalian mengajariku akan banyak hal-hal tentang dunia, membawaku pada lingkaran bola yang bahkan akan membuatku sangat begitu malu mengingatnya. Malu karena kita terlalu polos, jujur, dan yaah.. kekanak-kanakan mungkin.. di tempat itu kita tumbuh bersama, setiap waktu berhari-hari.. 

Ya, sifat kekanak-kanakan kita menganggap apa yang pada saat itu pantas ya memang pantas, menganggap apa yang pada saat itu kebanyakan orang lain melakukannya adalah suatu hal yang benar. Padahal terlebih sering sesuatu itu justru menjerumuskan kita.. Tapi dari serpihan-serpihan kecerobohan itulah kita mulai belajar.. 

Tak jarang, terkadang egoisme, sikap keras kepala yang tentu saja kekanak-kanakan masih lebih ambisius meracuni kita, tidak perduli siapa yang terinjak dan menginjak, kita hanya ingin berada lebih unggul satu sama lain.. Tapi begitulah caranya egoisme membuat kita menjadi seonggok yang lebih kuat..

Ada juga canda tawa dimasa itu, kita yang benar-benar masih lugu apa adanya bercanda benar-benar tak memperdulikan rasa malu, tak perduli topik apa yang dibercandakan, yang terlebih penting adalah seberapa bahagianya kita bisa tertawa lepas tanpa beban dan bahkan membuat matahari pesimis kemudian meredup karena iri melihat kebersamaan kita..

Bahagia juga bukan hanya sekedar tertawa dan melucu bersama, bahagia juga bagaimana kita menemukan Cinta.. Apa yang kita sebut cinta dimasa itu, adalah apa yang mungkin orang dewasa menyebutnya sebagai cinta monyet atau cinta-cintaan dan sebagainya.. Tetapi tahukah? Bersama kalian di tempat itu, benar-benar kusadari apa itu cinta, kutemukan apa yang bahkan dunia terlalu sungkan memberinya padaku.. Tempat itulah saksi bagaimana kebahagiaan perlahan menggenggamku.. bagaimana hati merasa bergetar bila berjumpa, bagaimana kepolosan membuat dan membawa cinta dengan begitu santai. Yang bahkan kisah-kisah seperti itulah yang tidak mungkin bisa kita temukan dimasa masa kita sekarang :’) 

Ingatkah teman, kenakalan, serta kejahilan yang bahkan sampai saat ini masih sulit untuk dibayangkan akal sehat pernah sama-sama kita menjajalnya.. Kita yang begitu polos bersama-sama berusaha mencari jati diri, tidak terlupa terselip kenakalan dan sifat angkuh seenaknya sendiri disana.. Terkadang, sekarang ini jika teringat akan tingkah kita itu, aku benar-benar tak percaya pernah benar-benar terjejal hal-hal itu.. Sama-sama mencari, sama-sama pula terkadang kita terbelenggu. Itulah yang banyak orang hebat sebut sebagai Pelajaran!

Tak terlupa, mimpi-mimpi tersemat disela-selanya.. Awalnya mungkin kita hanya menganggapnya sebagai permainan, keikut andilan karena teman semata atau karena faktor lain-lain.. Tapi tahukah ? Mimpi yang kupunya sekarang adalah hal yang sama sekali belum pernah berubah sejak kala itu… Kalian banyak bercerita tentang bagaimana kalian ingin melukis mimpi-mimpi itu perlahan menjadi kenyataan, bagiamana kalian ingin suatu hari nanti kita reuni dengan masing-masing mengendarai mewahnya alphard atau limousine. Sungguh mimpi-mimpi kita semoga Allah SWT memeluk mimpi kita dan bisa menjadi seindah apa yang kita inginkan..

Ingatkah kalian, saat kita memetiki buah papaya belakang kelas sebagai camilan istirahat kita? Ingatkah ketika kita sama-sama terkena semprot guru? Atau saat kita asyik bermain cipratan air sesudah hujan sepulang sekolah ? Atau tentang kita yang masih tak rishi atau malu berlarian, berkejar-kejaran satu sama lain ? Lihat, betapa Indahnya masa-masa itu…. Sampai lupa bagaimana cara melupakan kenangan-kenangan, Ah untuk apa dilupakan kalu disimpan ternyata bisa memberi kita banyak pelajaran, tentu saja sesekali bisa kita buka album cerita semasa sekolah kita..  untuk kita kenang memori itu satu per satu tentu saja ditengah penat hiruk pikuk kesibukan kita.. Percaya atau tidak, inilah salah satu obat mujarab bagi kepenatan aktifitas kita.. 

Kisah kita.. Ada tawa, tentu saja ada tangis, tangis karena ada beberapa figure pahlawan tanpa tanda jasa yang entah terkena badai apa tiba-tiba pergi, dan saat itu yang kita bisa lakukan hanyalah menangis. Menangis seperti anak kecil yang merengek pada ibunya untuk dibelikan gulali.. kita hanya berharap beliau bisa kembali.. Tapi, entah mungkin karena tingkah kita terlalu konyol atau apalah, beliau tak menghiraukan dan tetap saja pergi meninggalkan kita yang bahkan kala itu sedang ambisius mempersiapkan turnamen. Tentang tangis, karena akhirnya masa 3 tahun sekolah telah berlalu.. Tentang tangis akan perpisahan yang membuat kita merasa kehilangan teman sepermainan, kehilangan teman yang sama-sama tumbuh dewasa bersama.. Yang pada awalnya kita egois bersama, angkuh dan keras kepala bersama, bahagia bersama jatuh cinta bersama-sama sampai akhirnya kita harus berpisah.. Mulai menapaki jalan kita masing-masing.. Meneruskan masa depan kita sendiri-sendiri..
Hingga akhirnya, tak tau apalah yang merasuki kita yang dahulu berjuang sama-sama sekarang saling membuang muka jika bertemu, bahkan adakalanya sengaja pura-pura tak saling melihat.. Mungkinkah karena kita terlalu serius dan terlalu sibuk mempersiapkan mas depan, hingga akhirnya urusan bersalam sapa pun hal yang dianggap tak sempat ? Mungkinkah karena egoisme tak mau menyambut terlebih dahulu terbelenggu rasa gengsi dan kawan-kawannya itu ? Atau mungkinkah karena kehadiran orang-orang baru yang tentu saja notabene lebih dibutuhkan untuk waktu yang sekarang ini? Menggeser peranan kita yang dahulu begitu kita kukuhkan bersama-sama ? Entahlah, terkadang aku justru bernegatif thingking mungkin saja aku ini sudah bukan lagi bagian dari kehidupan mereka :’) 

Kepada kalian semua sahabat-sahabat terkasihku, Semoga saja masih terbesit rindu pada tiap-tiap relung hati kita untuk sekadar menjadi alasan saling bersilaturahmi, menjalin kembali apa yang mungkin sempat terhenti .. Kepada kalian yang membantuku tumbuh dewasa semoga Allah SWT masih memberi kita kesempatan untuk saling menceritakan segala perihal hidup masing-masing yang tak sempat terbahas bersama.. Aku selalu berdoa yang terbaik untuk kalian manusia-manusia terbaik yang pernah hadir di kehidupanku, Semoga Allah segera menjawab tiap-tiap impian dan doa-doa kalian, tiap mimpi dan cita-cita kita.. Apa yang lebih bahagia bagiku selain suatu saat nanti mendengar 

“Oh itu si A teman satu sekolahku dia sekarang jadi pemimpin Microsoft menggantikan Bill Gates, ataukah oh itu si B teman satu kelasku dia sekarang sudah jadi orang nomor satu di Indonesia”  

Begitulah kiranya bahagia versi sederhana yang semoga saja segera terjawab.. Teruslah berjuang teman! Meski kita sekarang tak saling berhadapan tapi percayalah suatu hari nanti apa yang saat ini sedang kita perjuangkan, impian yang saat ini tak jarang sering membuat kita merasa jenuh dan lelah.. percayalah, suatu hari nanti merekalah yang akan mempertemukan kita bersama-sama lagi, tentu saja dengan kedewasaan yang semoga saja sudah kita kantongi :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar